Wahh, selesai juga akhirnya perkuliahan semester enam ini..
ditutup dengan pameran matakuliah Teknologi Kimia yang tergolong sukses,
alhamduliLLAH :) Oke, berhubung sekarang masuk minggu tenang (1 minggu libur untuk persiapan
UAS, red) sekarang mau giat-giatin nulis blog deh. Baiklah langsung saja, kali
ini saya akan menceritakan petualangan saya ke kota Banyuwangi! Sebenarnya
bukan ke kotanya sih, karena berhubung rumah teman kuliah yang saya singgahi
berada di kabupaten Banyuwangi.
Perjalanan dimulai Sabtu siang itu 9 Maret 2013 sekitar jam
2 siang saya berangkat dari kos teman saya Tria menaiki angkot/len ke stasiun
kota Malang. Sesampainya disana kami menunggu kereta dating sekitar setengah
jam. Bagi saya yang baru pertama kali naik transportasi ini yang saya rasakan
adalah very interesting! Kami kemudian naik ke gerbong kereta dan mengambil
tempat duduk sesuai dengan yang tertera di tiket. Penilaian saya mengenai
kereta ini cukup positif, tidak ada desak-desakan penumpang ketika masuk, dan
juga tidak ada penumpang satupun yang berdiri alias tidak dapat tempat duduk.
Jadi semua penumpang sudah benar-benar memiliki haknya dari pembelian tiket, ya
sama seperti pesawat udara. Bayangkan saja kalau dalam pesawat ada penumpang
yang tidak dapat tempat duduk, bagaimana ketika pesawat hendak landing atau
take off, pasti udah nggelinding kesana kemari, hihi. Oke balik ke kereta tadi,
taukah kawan saya dan teman saya mengalami sebuah insiden mengenai tiket kereta
tersebut, guess what: SALAH GERBONG! Yaampun kami malu setengah mati dibuatnya,
kami sadar ketika ada dua orang laki-laki yang keheranan bahwa nomor dan
gerbong di tiketnya sama persis dengan yang kami duduki, ketika kami mengecek
ulang kembali tiket kami kami baru sadar kalau kami salah gerbong, mana
perjalanan sudah lumayan lama pula, oh my. Gerbong kami yang benar adalah gerbong
bagian belakang, dan akhirnya dengan malu kami berdua hengkang dari tempat yang
sudah tergolong bikin pewe itu. Dan taukah, antara gerbong kami yang awal
dengan yang sebenarnya itu saaangat jauh, gerbong kami yang benar itu berada
tepat di bagian BELAKANG atau ekor dari kereta! Fiuhh sempat frustasi kok ga
nemu-nemu ni gerbong. Setelah 5 menit berjalan akhirnya kamipun ketemu tempat
duduknya dan duduklah kami ditempat yang seharusnya itu. Setelah sebentar jalan
kereta berhenti, dan ternyata ada pergantian ekor dari kereta, akhirnya gerbong
kami yang awalnya merupakan bagian terbelakang dari kereta menjadi gerbong
terdepan alias dekat kepala kereta/tempat masinis. Ketika itu bagian pintu
belakang gerbong kami tidak ada apa-apanya, kemudian datanglah kepala kereta
yang menempel di gerbong kami. Waah, very interesting again! Saya kemudian
berpikir ingin buang air kecil mumpung kereta belum jalan, karena takutnya
kalau kencing ketika kereta sedang jalan akan membuat saya terguncang-guncang
dan menyulitkan. Akhirnya saya kencing dengan tanpa dosa, saya baru tau bahwa sebaiknya
memakai kamarmandi kereta untuk buang air kecil/BAB itu ketika kereta sedang
jalan saja, karena apa: salurannya dibuang keluar!! Oh my..speechless rasanya,
jadi mikir apa pesawat terbang juga
seperti ini? Hehe. Perjalanan sekitar 8 jam di kereta paling banyak saya
habiskan dengan tidur sambil mendengarkan lagu-lagu di ponsel (karena suara
kereta itu berisik banget!) sambil maskeran secara udaranya macem-macem dah
baunya, ada asep-asep dari luar (kayaknya sih dari orang bakar-bakar apa gitu),
dan lain-lain deh.
Setelah sampai di stasiun kecil/tempat pemberhentian kereta
yang dituju, kamipun turun dan keluar menuju bis, waktu telah menunjukkan pukul
10 lewat, dan penumpang di bi situ tidak terlalu banyak juga. Perjalanan cukup
lama sekitar 1,5 jam dan kesan saya adalah satu: daerah ini mirip sekali dengan
daerah HOP di PTB! Dengan lampu jalanan yang orens remang-remang membuat saya
jadi teringat daerah HOP itu..belum lagi nasi gorengnya yang super, waah! Kami
sampai pada pertigaan jalan raya dimana ayah dari Tria sudah menunggu dengan
motor bersama saudaranya(paman dari si Tria), kamipun naik motor dan menuju
rumah Tria sekitar satu jam-an. Dengan udara malam yang super dingin itu kami
akhirnya sampai juga ke tujuan, Alhamdulillah sekali rasanya. Setelah perjalanan
panjang nan melelahkan kamipun mandi dan segera beranjak tidur.
Paginya, Minggu 10 Maret 2013 pukul 6 pagi saya turut
membantu Tria menyapu rumahnya yang sangat luas, belum lagi pekarangannya yang
super duper lengkap. Segala macam sayur mayur dan buah-buahan semua ada di
halaman depan rumahnya. Sampai-sampai kenikir yang merupakan makanan favorit
ibu saya dan juga saya tumbuh dengan lebatnya, wow.. Setelah beres-beres kami
pun sarapan makanan buatan ibunda Tria, yang rasanya subhanallah banyak
bumbunya, persis seperti masakan ibu saya! Mantap lah.. saya jadi mikir
enaknyaaa dirumah itu ya, makan sepuasnya dang ga usah mikir mau makan apa
semua udah tersedia. Oh ibuuu.. hehe. Oke, setelah makan dan mandi kami berencana mbolang ke
pantai yang ada di dekat dengan rumah Tria, yaitu pantai Grajagan! Berhubung
sepeda motor Tria ini remnya gak mandi alias ga kenceng akhirnya ya kami tidak
bias pergi ke pantai yang notabene jauh dari rumah Tria. Tau kan gimana rasanya
bawa motor dengan kecepatan tinggi padahal remnya kayak gitu? Ya, SPORT
JANTUNG! Akhirnya berangkatlah kami sekitar jam 10 siang menuju pantai Grajagan
tersebut. Setelah 1 jam perjalanan dengan medan yang lumayan mulus namun
berkelok-kelok, jalanan ini mirip dengan jalanan menuju rumah nenek saya di kab
Bojonegoro, kanan kiri hutan jati dengan aspal yang hanya cukup untuk 2 mobil,
kalau ada 2 truk berpapasan tampaknya salah satu truk harus keluar dari badan
jalan dulu. Yah ditengah terik matahari yang menyengat kamipun tiba di pantai
yang dituju. Pantai dengan pasir berwarna abu-abu disertai ‘cling-cling’ khas
kilauan pasir pantai ini rame sekali dikunjungi orang. Meskipun siang bolong
seperti itu tapi tidak menyurutkan keinginan beberapa orang yang berenang dan
bermain-main air di pantai itu. Kaki yang sudah dilapisi kaos kaki pun ketika
terkena pasir pantai uulala panasnyo! Haha, ya, memang panas sekali udara siang
itu. Kami mencoba meniti daerah pantai tersebut sampai melewati batu-batuan
karang yang jumbo. Kemudian kami ke sisi ujung lainnya dan menapaki semacam
bukit dimana ujung bukit tersebut merupakan tempat strategis untuk melihat
pantai. Tapi sayangnya, bukit-bukit mengarah ke pantai itu semuanya ditempati
oleh mereka-mereka yang pacaran berduaan, oh my.. pupus sudah harapan dapet
spot terbaik untuk memotret, alhasil saya pun hanya dapat beberapa foto saja. Kamipun
turun dan istirahat sejenak sambil memakan perbekalan serta rujak yang dibeli
oleh Tria. Waw amboi sekali rasanya, dibawah teduhnya pohon kelapa dengan
menghadap lautan, angin sepoi-sepoi ikut menerpa tubuh kami. Setengah jam
istirahat akhirnya kami memutuskan untuk keluar dari pantai tersebut dan menuju
pantai kedua yaitu Pantai Bedul.
|
Karang-karang di pantai Grajagan
|
|
Siang bolong yg menyengat tetep rame orang berenang loh
|
|
Soo beautiful
|
|
Foto dari tangga menuju bukit
|
|
Beautful view from top of hill
|
|
Nyantai dulu yuk bentar, asyiiik, adem bener dah :D
|
Kondisi jalan menuju pantai ini hampir sama dengan
sebelumnya, namun agak lebih terpencil dan sepi jalannya, namun ketika sampai
justru ramai sekali. Pantai ini sebenarnya merupakan sebuah pantai yang berada
disebuah pulau yang termasuk daerah eco wsata, dan hutannya juga termasuk
daerah yang dilindungi. Dengan menaiki kapal penumpang kecil kami menyebrang ke
pulau tempat dimana pantai Bedul berada. Siang menuju sore itu tampak indah
sekali dengan kilauan sinar matahari diatas riak-riak gelombang air laut.
Sesampainya di pulau seberang kami disambut oleh baanyaknya monyet-monyet
kecil. Saya sempat takut dikejar atau bagaimana, tapi ternyata selama kita
diam, biasa saja, dan tidak mengganggu maka kita akan aman saja. Menelusuri
pulau ini mengharuskan kita untuk membelah hutan konservasi ini, dengan
berjalan sekitar 20 menit, jalanan hanya berupa jalan lurus setapak. Sepanjang
perjalanan itu kami menemui banyak sekali monyet yang hidup liar didaerah itu,
Tria berkata bahwa jangan diberi makanan apapun monyet-monyet itu karena mereka
malah akan mengejar kita. Tapi dalam hati saya masih takut, tentu ketakutan
saya itu saya pendam saja dalam hati, hehe. Setelah letih berjalan akhirnya
sampai juga ujung pulau tersebut, dan guess what: pantainya indah banget sob!
Pantai yang garis pantainya panjang sekali dengan sapuan ombak yang tak begitu
dalam namun panjang sampai kurang lebih 3-4 meter menyambut kami. Jauhnya
perjalanan akhirnya terbayarkan dengan indahnya pantai ini. Tanpa banyak bas
basi saya langsung jeprat jepret. Meskipun panas menyengat namun tak
mengurungkan niatanku untuk mengabadikan angle dan momen terbaik dari lukisan
dengan cahaya ini. Seketika naluri artis alias narsisme keluar bagai terasuki
setan, haha. Kami berganti-gantian saling foto, meskipun Tria baru saya ajari
hari itu cara membidik gambar dengan DSLR namun ada beberapa foto yang bagus
dari dia, tapi ya ga sedikit juga yang hasilnya blurr -_-. Yak setelah
menyusuri pantai nan elok itu sekitar 1 jam-an kami pun balik dan cabut dari
sana. Sepulangnya dari kedua pantai tadi kami terasa boyo’an, saking pegel dan
capeknya. Akhirnya kami singgah sebentar ke warung bakso di dekat rumah Tria,
kami yang lapar ganas menghabisi bakso dengan rakusnya, haha luar biasa nikmat
sekali kala itu.
|
Welcome to National Park
|
|
Menuju penyebrangan ke pantai Bedul |
|
Dari atas kapal foto-foto dulu lah..:P
|
|
Yak, seturunnya dari kapal kamipun disambut para monyet
|
|
Dan sekarang kami menjadi sedikit ketakutan..haha
|
|
Jadi model bentar boleh yaa..hehe
|
|
Nyebrang hutan dulu kalo mau ke ujung pulau ini.. |
|
Finally, find the sand and sea
|
|
So relaxing and full of peace!
|
|
This is it, Bedul Beach
|
|
Kerlipan matahari memperindah lautan
|
|
Kerangpun tak luput menjadi objek foto
|
|
So cool
|
|
Sepulangnya, foto dari atas kapal, laut yang indah..
|
|
Opp..nemu awan diatas parkiran
|
|
Betapa cerahnya siang ni
|
|
:)
|
|
Back to Tria's home, take some pic from the rice field |
Besok pagi, Senin 11 Maret 2013 kami berencana pergi ke
pelabuhan dimana terdapat industri ikan sarden kalengan tapi sayangnya karena
kami tidak tahu jalan maka rencana pun gagal, kami akhirnya ke pantai Gumuk
Kantong. Sayangnya pantai ini tidak terawat karena banyak sekali sampah
dipinggir pantai. Airnya juga berwarna hitam ketika air laut beradu dengan
pasir pantai. Karena disekitar sana sepi, da nada segerombolan cowok-cowok ga
jelas akhirnya kami dengan segera pergi dari sana. Sorenya saya mencari-cari
jual kaos murah untuk santai dan kenang-kenanngan dirumah. Awalnya nyari kaos
lengan panjang untuk saya pakai ketika pulang, namun karena sulit (tapi untung
akhirnya dapat juga) akhirnya saya melihat-lihat ada toko jual kaos dingin itu
dengan harga yang fantastis: Rp.15000! Hahaha ini yang saya cari! pikir saya :D
Sebenarnya saya pengen beli 10 kalo bisa! Tapi sayangnya karena saya harus
berhemat dengan ongkos pulang lusa akhirnya saya hanya membeli 3 saja, yah
lumayan lah buat kenang-kenangan.. (yang konyol) :P
Malamnya saya dan Tria pulang ke Malang dengan menggunakan
bis, dan kesimpulannya: lebih baik naik kereta ketimbang bis. Biaya bis lebih
mahal karena ada sekali ganti bis belum lagi desak-desakan duduk di bis karena
bangkunya itu sempit!, sedangkan kereta udah lebih murah dan ga capek juga
soalnya tempatnya lapangg. Kami sampai ke kos masing-masing pukul 4 subuh
padahal ada kuliah jam 7 pagi. Yahh maka dari itu saya langsung tepar dan
akhirnya demam tinggi dan tidak masuk kuliah seharian >_<.
Nah begitulah cerita saya mengenai mbolang edisi Banyuwangi,
eh kabupaten Banyuwangi lebih tepatnya. Kesimpulan dari cerita diatas adalah
satu: Bayuwangi panas! Haha. Dan sayangnya saya tidak sempat pergi ke pantai
merah yang katanya gila-gilaan indahnya, dan juga kawah ijen di kota
Banyuwangi. Oh meeen kapan lagi bisa ke sana dan mengunjungi kedua tempat
ituu.. Yahh yakin saja ALLOH bakal ngasih kesempatan di hari kemudian, di dunia
ga kejadian, di akhirat why not?! Hahha. Oke kawan, sekian dari saya, terus
bangga dengan menjadi wisatawan dalam negeri, salam! ;)
Wah kenapa gak ke kawah ijen?
BalasHapusIya kemaren ga sempat.. :(
Hapus