Pacaran VS Berteman


Judul diatas dapet dari hasil obrolan dengan kawan di jejaring sosial YM. Ketika itu kawan saya itu bertanya, "Emang beda ya berteman sama pacaran?" reflek saya jawab "Beda lah. Pacaran itu mengikat, sedangkan berteman lebih bebas", kemudian ia menjawab "Oh jadi berteman lebih bebas ya?" Hm tampaknya kawan saya ini negatif thinking dengan kata 'bebas' yang saya maksud. Kemudian saya tambahkan lagi ke dia bahwa bebas yang dimaksud adalah bebas melakukan sesuatu sesama teman wanita, seperti kumpul-kumpul atau bertukar pendapat antara satu sama lain (bisa juga kepada laki-laki selama tidak berlebihan).

Setelah itu saya cabut dari YM(kebetulan juga udah lumayan larut, it's time to sleep I think). Nah dari sana saya tergelitik untuk memikirkannya secara lebih mendalam. Benarkah pacaran dengan berteman itu berbeda? Setelah dipikir-pikir lagi memang berbeda, dan akan selalu berbeda.

Teman yang dibahas disini adalah teman lawan jenis. Menurut saya, teman adalah seseorang yang dengannya kita bisa berinteraksi satu sama lain mengenai hal-hal umum seputar permasalahan dunia, dan jika mengenai masalah yang lebih personal ada istilahnya 'sahabat'. Dan menurut hemat saya yang namanya sahabat lawan jenis itu rancu, karena dimana ada 2 orang berlawanan jenis memiliki hubungan yang sangat dekat, yang ditakutkan ada pihak ke 3 yang bisa saja mendatangi, dan mengakibatkan ada rasa yang 'lain' atau 'bukan sekedar sahabat'. Sedangkan pacar adalah seseorang dimana dengan diri kita memiliki rasa menyayangi dan mencintai, dan begitu pula sebaliknya. Jadi berpacaran adalah sebuah ikatan yang dilakukan oleh 2 orang tersebut. Pacar ini ada 2 jenis, yang pertama adalah berlabel halal, dan yang kedua berlabel haram(jadi seperti label makanan ya, dilihat halal haramnya, hehe). Pacaran akan halal dan akhirnya dapat mendatangkan rahmat dan ridhoNYA(baca: ALLOH), karena dilakukan setelah kedua insan memiliki hubungan sah melalui pernikahan. Sedangkan pacaran bersifat haram dan mendatangkan mudharat jika dilakukan oleh dua insan yang tidak memiliki ikatan sah pernikahan, karena otomatis mereka berdua bukanlah muhrim. Maka jelaslah jika harusnya pacaran yang haram ini ditinggalkan dan tidak dilakukan.

Jika memang sudah benar-benar siap menikah barulah mencari calon yang tentu saja yang mau diajak serius ke jenjang pernikahan. Jika dirasa masih belum siap lebih baik jangan terlalu memikirkan hal ini, maksudnya yaitu berpikir yang terlalu berlebihan mengenai jodoh. Jodoh tiap manusia di muka bumi ini sudah ALLOH tentukan, dan tidak perlu galau. Akan ada saatnya kita menemui belahan jiwa kita yang kini entah ada di belahan bumi bagian mana, hanya ALLOH yang tahu. Sambil menunggu kesempatan menikah itu datang alangkah baiknya jika kita memperindah diri dengan akhlak mulia dan beribadah dengan giat kepadaNYA. Karena ALLOH sudah berjanji dalam kalamNYA bahwa wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya, yang keji teruntuk yang keji pula. Tentu kita tidak ingin tergolong yang nomor dua bukan? nauzubiLLAH..

Menikah tidak harus disertai pacaran. Islam sangat agung sampai-sampai masalah seperti inipun ada aturan dan jalannya, yaitu dengan sebuah proses yang disebut Ta'aruf. Dengan ta'aruf kita bisa mengenali sifat-sifat dari calon kita, tentu saja disini tidak diperkenankan untuk jalan berdua, karena pasti yang ketiganya adalah syaithon, innalillahi.. Jadi intinya kita berteman terlebih dahulu kepada calon tersebut, jika sekiranya ada yang tidak sreg di hati tentu saja bisa dibatalkan. Semua dikupas tuntas disana, apa saja yang perlu ditanyakan silakan ditanyakan. Dan lebih baik jika keluarga/ibu-bapa antara kedua insan tersebut turut hadir, sehingga sekaligus bisa saling silaturrahim didalamnya. Jika sudah bulat dan fix maka tentu saja bisa lanjut ke pelaminan. Nah setelah akad selesai barulah semuanya menjadi jelas bahwa telah halal lah seluruh yang dimiliki oleh diri kita untuk pasangan hidup kita. Jadi disini kita lebih leluasa dalam mengeksplorasi pasangan kita, karena memang baru kali itu terjadi. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya bukan? sangatl indah pastinya.

Kesimpulannya adalah sabar lah untuk menanti kapan kita sudah siap dengan semua itu (baca: pernikahan). Jika masih belum lebih baik gunakan waktu untuk berbenah diri agar kita bisa mendapatkan pasangan yang baik pula, amiin. Tentu hal tersebut lebih berguna ketimbang berpacaran apalagi bukan muhrimnya alias belum halal, maka dosa akan senantiasa mengikuti. Jadi, tunggu apalagi? mari berbenah! Selain itu manfaatkan kesempatan yang ada sekarang untuk menikmati hidup bersama teman dan sahabat kita yang 1 jenis dengan kita, karena jika kita telah menikah kelak kita tidak lagi bisa sebebas itu, akan banyak yang harus dilakukan dan diurus ketika telah hidup berdua, belum lagi jika telah memiliki anak :) Oke itu aja dulu ulasan kali ini tentang pacaran vs berteman, semoga pembaca bisa mengambil manfaat dari bacaan yang tidak banyak ini. Pesan saya: jangan letih untuk slalu berbenah. Salam ;)

0 komentar:

Posting Komentar